Keajaiban Jumlah Kata dalam Al-Qur`an Menurut Al-Qadhi ‘Iyadh
Publik terlanjur terstigma hitung-hitungan sama sekali tidak ada dalilnya dalam Islam, sebagai side-effect dari merebaknya dukun-dukun berjubah-bersorban. Islam tidak menutup adanya i’jaz (kemu’jizatan) angka sebagai konsekuensi logis kehidupan. Memang penomoran ayat Al-Quran tidak pernah dilakukan Nabi terhadap mushaf yang beliau tulis pada masa itu, namun Nabi sudah menentukan mana awal dan akhir ayat. Ternyata, hitung-hitungan sebagai landasan penemuan keajaiban sesuatu bukan tidak berdalil. Keajaiban angka bisa kita dapati dalam Kitab Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Mushthafa.
Al-Qadhi ‘Iyadh menuturkan, “Dan mu’jizat Nabi kita lebih nyata daripada mu’jizat para rasul lainnya dalam dua sisi: Pertama, banyaknya, dan bahwa tidak ada seorang nabi pun yang diberi suatu mu’jizat melainkan pada Nabi kita ada yang semisalnya atau yang lebih agung darinya. Dan orang-orang telah menunjukkan hal itu, maka jika engkau menghendakinya, perhatikanlah bagian-bagian bab ini, dan mu’jizat para nabi terdahulu, niscaya engkau akan mendapati hal itu insya` Allah Ta‘ālā. Adapun sisi banyaknya, maka inilah Al-Qur`an, seluruhnya adalah mu’jizat, dan sekecil-kecil perkara yang terjadi padanya sebagai bentuk i‘jāz menurut sebagian imam ahli tahqiq adalah satu surah Innā a‘ṭhaināka Al-kautsar [QS. Al-Kautsar: 1], atau satu ayat seukuran itu.”
Al-Qadhi ‘Iyadh melanjutkan, “Dan sebagian mereka berpendapat bahwa setiap ayat darinya bagaimanapun adalah mu’jizat. Dan yang lain menambahkan bahwa setiap rangkaian kalimat darinya adalah mu’jizat, sekalipun terdiri dari satu atau dua kata. Dan yang benar adalah apa yang telah kami sebutkan pertama kali, berdasarkan firman-Nya Ta‘ālā, Maka datangkanlah satu surah semisalnya [QS. Al-Baqarah: 23], maka itulah sekecil-kecil perkara yang Allah tantangkan kepada mereka, disertai dengan apa yang menguatkannya dari sisi nalar dan penelitian yang panjang penjelasannya.”
Al-Qadhi ‘Iyadh menambahkan, “Dan jika demikian, maka dalam Al-Qur`an terdapat sekitar tujuh puluh tujuh ribu lebih kata, menurut perhitungan sebagian mereka, sedangkan jumlah kata surah Innā a‘ṭhaināka al-kautsar adalah sepuluh kata; maka jika Al-Qur`an dibagi menurut perbandingan jumlah kata surah itu, ia berjumlah lebih dari tujuh ribu bagian, dan setiap bagiannya merupakan mu’jizat tersendiri. Kemudian i‘jāznya, sebagaimana telah disebut, pada dua sisi: dari jalan balāghah (ketinggian bahasa) dan jalan naẓhm (susunan), sehingga pada setiap bagian dari jumlah itu ada dua mu’jizat, maka jumlahnya berlipat ganda dari sisi ini.”
Ilmu angka sebenarnya sudah berusia tua. Al-Qadhi ‘Iyadh menulis Kitab Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Mushthafa sekira 950 tahun silam. Maka, kebanyakan rumusan jawaban Bahtsul Masail menggariskan agar berhati-hati terhadap ilmu angka, sebab sangat potensial dimasuki rumus-rumus jin sesat.
Redaktur: H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd., C.Ed.

