News/Berita

MJP Tuban Membelah Fajar Bumi Wali Menyongsong Keajaiban Ilahi

Majlis Muhasabah Jum'at Pagi Tuban

Tuban, Jatman Jatim

Kepemimpinan KH. Fathul Huda sebagai Bupati Tuban pada tahun 2011 hingga 2021 meninggalkan spirit harmony Bumi Wali yang secara kultur membangun budaya positif religiusitas yang tinggi di masyarakat. Hingga purna sebagai Bupati Tuban, Kyai Huda tidak berhenti untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat melalui berbagai program sosial dan dakwah. Sempat menjabat Ketua PCNU Tuban sebelum menjadi Bupati, Kyai Huda telah membangun infrastruktur perjuangan keagamaan yang besar dan tidak bisa dipungkiri di Tubam Bumi Wali.

Pada malam menjelang terang yang masih gelap, dan hening mengikat dingin menunggu fajar bangun membuncahkan cahaya pagi, surau kecil di salah satu titik kota Tuban mulai dipenuhi sekelompok umat Islam dengan pakaian serba putih dan semerbak wangi berbagai parfum jama’ah putra dan putri. Di sanalah seorang Kyai Huda bersujud dan bermunajat membelah fajar bersama para jama’ahnya, Jum’at (12/08/2025).

Mulai mengisi gelap dengan sholat fajar, sholat subuh berjama’ah, dzikir thoriqoh, hingga pengajian Muhasabah Jum’at Pagi (MJP) yang diasuh oleh beliau bersama jama’ah As-Sa’adah. Majlis MJP menjadi forum silaturahmi dan keilmuan jama’ah yang secara istiqomah berkegiatan di Jum’at pagi. Tidak banyak, sekitar 300 orang jama’ah secara rutin mengikuti pengajian di majlis MJP bersama Kyai Huda.

Dalam satu kesempatan pengajiannya, Kyai Huda mengatakan bahwa manusia tidak bisa mengandalkan akal dan logikanya sendiri, termasuk untuk mencapai sesuatu. Di berbagai kesempatan dan pengajiannya, Kyai Huda seringkali menanamkan ketauhidan kepada Allah SWT. Kyai pengamal thoriqot Syadziliyah tersebut senantiasa mengingatkan jama’ahnya untuk selalu ingat bahwa kehendak Allah tidak bisa diatur dengan akal manusia.

“Kita ini tidak bisa mengandalkan akal logika kita saja, saya sendiri sudah mengalami semua itu. Untuk mencapai sesuatu, kita butuh keajaiban-keajaiban langsung dari Allah SWT. Gusti Allah jangan diatur, kita minta kepada Allah dan kita lakukan dengan baik apa yang Allah senang,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Kyai Huda juga mengisahkan bagaimana dirinya dalam berbisnis, berdakwah, hingga mencapai posisinya saat ini sering merasakan keajaiban-keajaiban dari Allah SWT. Mulai beliau di pesantren Tambakberas Jombang, kemudian menjadi pengusaha, menjadi Bupati, hingga pengabdiannya di Nahdlatul ‘Ulama dan Jatman.

Kyai Huda adalah simbol seorang santri thoriqot yang telah berhasil mengejawantahkan agama dalam kemanfaatan dunia dan akherat. Murid dari KH. Moch. Djamaluddin Ahmad Tambakberas Jombang tersebut tidak pernah lelah untuk mengajak jama’ahnya senantiasa berjalan menuju Allah dan menggapai keajaiban untuk kebahagiaan dunia dan akherat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button